NGAWI. Pasca ambrolnya plengsengan jembatan Watualang di
Desa Watualang, Kecamatan Ngawi Kota beberapa waktu lalu langsung
disikapi oleh wakil rakyat daerah setempat. Komisi IV DPRD Ngawi
melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke lokasi proyek senilai Rp 45,5
miliar lebih, Selasa (21/11).
Hasil sidak kata dewan, ambrolnya plengsengan di dua sisi
sekitar pondasi jembatan yang membentang diatas Bengawan Solo selebar
lebih dari 2 meter akibat faktor alam. Sebab akhir-akhir ini kondisi
Bengawan Solo banjir. Dengan alasan tersebut tanah yang menopang
plengsengan tergerus.
"Betul plengsengan disekitar pondasi jembatan di dua sisi
baik di selatan maupun utara itu ambrol. Tapi tidak berpengaruh ataupun
mengancam konstruksi utama jembatan. Ambrolnya plengsengan memang akibat
banjir," terang Slamet Riyanto Ketua Komisi IV DPRD Ngawi.
Jelasnya, pihak rekanan dalam hal ini PT Satwiga Mustika
Naga mengaku bertanggung jawab penuh karena masih dimasa pemeliharaan
selama 6 bulan kedepan. Sesuai janji rekanan, secepatnya akan diperbaiki
bahkan tidak lagi konstruksi batu pasangan melainkan beton bertulang.
“Jika ada kerusakan itu sudah menjadi tanggungjawab rekanan
karena masih berada di tahap pemeliharaan. Jangan sampai rekanan
sendiri seenaknya dan sejak awal kami meminta Dinas Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (DPUPR) tetap memberi penegasan dan memonitoring
kepada rekanan,” kupasnya.
Terpisah, Kepala DPUPR Kabupaten Ngawi Hadi Suroso
mengatakan, untuk jembatan Watualang sudah selesai dikerjakan. Terkait
anggaran, jembatan Watualang dikerjakan selama tiga tahun sesuai
tahapanya. Untuk tahap pertama 2015 lalu, pemasangan pondasi yang
membentang ditengah aliran Bengawan Solo telah menyerap anggaran tidak
kurang dari Rp 5 miliar.
Disusul tahap berikutnya, difokuskan pada pekerjaan fisik
jembatan dengan budget anggaran sekitar Rp 26 miliar bersumber dari Dana
Alokasi Umum (DAU) tahun 2016 dan terakhir dikonsentrasikan pada
pekerjaan pengerasan jalan baik di sisi selatan maupun utara jembatan
dengan budget Rp 14,5 miliar bersumber DAK 2017. (pr)
